safetuk.org – Spesialis kedokteran itu ada berbagai macam, Sahabat Pintar. Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Airlangga (Unair), misalkan, terbagi dalam 25 program study spesialis. Dapat sampai kebingungan gak tuch pilihnya
Tetapi jangankan pilih program spesialis kedokteran, pilih jurusan kuliah saat ini saja cukup bikin pusing. Lalu mengapa juga kamu perlu tahu masalah beberapa macam dokter spesialis semua? Salah satunya penyebabnya, Sahabat Pintar, jumlah dokter umum di Indonesia pada 2021 saja mecapai angka 200.000an. Sementara jumlah dokter spesialisasinya, di saat yang masih sama, tetap di angka 45.000an. Beberapa angka itu pasti masih terus akan berbeda, tapi kamu telah mempunyai deskripsi ketidaksamaan di antara jumlah dokter umum dan dokter spesialis, kan?
Apalagi, telah tahukah kamu beberapa macam dokter spesialis itu apa sajakah? Terus, untuk kalian yang ingin kuliah Kedokteran dan punyai mimpi meneruskan pendidikan sampai PPDS, apa tingkatan menjadi dokter spesialis yang akan kalian lalui kelak?
1. Kuliah Kedokteran
Bagaimanakah cara jadi dokter spesialis? Pertama kali, kamu harus kuliah Kedokteran lebih dulu, Sahabat Pintar. Program Sarjana untuk calon dokter ini disebutkan Pendidikan Dokter atau Kedokteran. Sama dengan Program Sarjana umumnya, perkuliahan untuk beberapa calon dokter ini direncanakan untuk dituntaskan dalam kurun waktu delapan semester. Sesudah lulus kuliah, gelar alumninya ialah Sarjana Kedokteran (S.Ked).
2. Pendidikan Profesi
Untuk mendapat gelar dokter (dr.), kamu harus meneruskan pendidikan ke Program Pendidikan Profesi Dokter sepanjang sekitaran 2 tahun. Program profesi ini tambah dikenali panggilan koas (co-ass, kependekan dari co-assistant), dan harus di ikuti karena adalah persyaratan jadi dokter umum.
Baca Juga : Jurusan Kuliah Kelautan dan Prospek Kerjanya
3. Internship
Sesudah memiliki gelar dr. di muka namamu, kamu harus meng ikuti program internship sepanjang setahun. Salah satunya persyaratan jadi dokter praktek ialah kamu harus menuntaskan internship ini sampai mendapat Surat Pertanda Register (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia.
4. Dokter Praktek
STR berisi nomor paten dan berlaku sepanjang umur. Dengan bekal STR, kamu dapat mengurusi Surat Ijin Praktek (SIP) sesuai jumlah lokasi tempatmu bekerja sebagai dokter umum. Tidak ada ketetapan yang mengikat berapakah lama jadi dokter umum saat sebelum meneruskan pendidikan. Tetapi dari tahapan ini kamu punyai opsi, meneruskan kuliah ke Program Magister atau Program Pendidikan Dokter Spesialis. Asal kamu tahu, Sahabat, gelar S2 Kedokteran dan gelar dokter spesialis itu berlainan.
5. Program Magister
Program Magister Kedokteran sama dengan Program Magister CERIABET pada jalur-jurusan lain. Bagaimana dengan kuliahnya? S2 Kedokteran berapakah tahun? Juga sama seperti Program S2 jalur-jurusan lain, S2 Kedokteran direncanakan agar bisa dituntaskan dalam empat semester.
Beberapa opsi jurusan S2 Kedokteran diantaranya Ilmu Kedokteran Dasar, Ilmu Kedokteran Klinik, Ilmu Kedokteran Tropis, Ilmu Kesehatan Warga, Ilmu Pendidikan Kedokteran, Ilmu Kesehatan Reproduksi, Ilmu Kesehatan Olah Raga, dan sebagainya. Sesudah lulus, gelar S2 Kedokteran yang didapat ialah Magister Pendidikan Kedokteran (M.Pd.Ked).
6. Program Spesialis
Nach, pada akhirnya kita datang pada ulasan berkenaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Berikut program pendidikan yang perlu diambil jika ingin memperoleh gelar dokter spesialis. https://safetuk.org/
Nanti dulu, apa dokter spesialis itu S2? Program S2 atau Magister tidak sama dengan Program Spesialis, Sahabat Pintar. Program S2 atau Magister yang sudah disebut sebelumnya adalah program pendidikan akademik, dan PPDS adalah program pendidikan untuk mempersiapkan dokter umum jadi dokter spesialis di bagian tertentu. Walaupun berlainan, tidak ada pembatasan untuk meng ikuti Program Magister dan Program Spesialis di saat bersama.
Terus, bagaimanakah cara jadi dokter spesialis? Pertama kali, kamu harus mendaftarkan ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan meng ikuti PPDS yang diputuskan. PPDS umumnya berjalan sepanjang 4-6 tahun, bergantung pada tipe spesialis yang diputuskan. Beberapa Program Spesialis diantaranya Andrologi, Bedah Toraks Kardiovaskular, Ilmu Bedah, Ilmu Bedah Anak, Ilmu Bedah Saraf, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Penyakit Dalam, Mikrobiologi Klinik, Neurologi, Patologi Anatomik, Patologi Klinik, Psikiatri, Radiologi, Urologi, dan sebagainya.
Berkenaan saat pendidikannya, berapakah lama jadi dokter spesialis? PPDS umumnya berjalan sepanjang empat sampai 6 tahun, bergantung pada tipe spesialis yang diputuskan. Sesudah menuntaskan PPDS, dokter spesialis harus lulus ujian yang diadakan oleh IDI untuk mendapat sertifikat spesialis dan dianggap sebagai dokter spesialis oleh pemerintahan.
Panjang sekali tingkatan jadi dokter spesialis ya, Sahabat Pintar. Sesudah berusaha susah payah demikian, emangnya berapakah upah seorang dokter spesialis? Pada umumnya, upah dokter spesialis di Indonesia sekitar di antara Rp15 juta sampai Rp30 juta /bulan. Ada beragam faktor yang tentukan besaran upah dokter spesialis, seperti tipe spesialis yang dipunyai, lama pengalaman kerja, tempat kerja, dan sebagainya. Misalkan, dokter spesialis bedah di dalam rumah sakit swasta condong memiliki upah lebih tinggi dibanding dokter spesialis penyakit dalam rumah sakit pemerintahan, dan sebagainya.
7. Program Subspesialis
Ingin meneruskan ke tahapan jadi dokter spesialis lebih spesialis kembali, Sahabat Pintar? Ada Program Subspesialis, nih. Program Subspesialis ialah program pendidikan tambahan supaya dokter spesialis memiliki kekuatan lebih terpusat pada sektor tertentu dari spesialisnya. Program subspesialis umumnya berjalan sepanjang dua sampai 3 tahun, bergantung pada sektor subspesialisasi yang diputuskan. Sesudah menuntaskan program subspesialis, dokter spesialis harus lulus ujian dari IDI .